Assalamualaikum wr wb
!
Haai
! udah baca cerita “Move On yang Salah” belum ? huehe, sengaja sih ntuh
postingan gak aku promote di social media, cause... cause... cause... ah
‘cause...’ bagi kalian gak penting kok, santai aja, gak akan keluar di ulangan
tengah semester kalian kok.
Kali
ini aku mau cerita, lanjutan dari cerpan yang judulnya “Kamu”, masih inget kan
? kalo gak inget baca lagi gapapa kok, kalo yang belum baca, baca dulu ntar
baru baca yang ini, haha. Let’s go to the story.
~~~
Panasnya
matahari nyengat kulit, ditambah lagi kegiatanku yang makin padet kayak kota
Jakarta, yang lebih menggalaukan lagi, semenjak kelas 3 ini alias semenjak aku
punya KTP, ciyee, aku naik transportasi umum yang sering disebut angkot, kalo
buat gaya sih panggil aja dia ‘Mas Dayat’.
Hari
itu aku gak sadar kalo ternyata aku ada les bahasa inggris, *emang dasar tante
rapi (rada pikun), gurunya udah nungguin aku dengan senyumnya yang amat manis,
gara gara lupa, bingung sendiri mau belajar apa, sampe akhirnya kita bahas
kamu.
Aku
kembali jatuh di catatan hidup yang aku dan kamu rangkai berdua, kembali
menceritakan masa aku dan kamu yang begitu romantis dan indah, sampai pada
suatu waktu dimana tinta penaku habis untuk menulis lagi di catatan hidup aku
dan kamu, yang membuatku pergi meninggalkan catatan hidup aku dan kamu menjadi
sobekan kertas yang aku dan kamu bagi berdua.
Selalu
ada sedikit tangis dalam penceritaanku ini, cerita aku dan kamu belum bisa
tergantikan dengan cerita lain, seperti coklat dalam kehidupanku, belum ada
yang bisa menggantikannya sebagai moodbooster utama. Guruku sangat mengerti
kondisi yang masih kurasakan sekarang, sakit, sesal, sedih bercampur menjadi
satu yang membuat bendungan sungai kecil dimataku roboh.
Kenapa
perasaan ini tak kunjung menghilang dari kehidupanku ? kenapa kamu selalu
kembali datang kedalam dunia khayalanku yang sudah tak mungkin lagi dapat
kuraih ? apa justru aku yang terlalu merindukan sosok sepertimu kembali dalam
kehidupanku ? terkadang aku ingin bahwa nama aku dan kamu tertulis kembali
disebuah catatan kecil yang bertuliskan “ANNIVERSARY 3rd MONTH” aku tak pernah
meminta lebih dari itu, cukup lebih dari 81 hari aku dan kamu dulu saja aku
sudah bahagia, hanya itu.
Tak
pernah terbayang olehku melupakanmu butuh waktu yang sangat lama, menghilangkan
rasa sakit ini butuh waktu yang lama pula untuk menyembuhkannya, sudah bukan
dalam hitungan hari ataupun bulan tapi sudah tahun, lebih tepatnya 2 tahun.
Tidakkah
itu cukup untuk manusia yang sudah membuatku lelah ? tapi sejujurnya itu tak
cukup untuk manusia yang sudah membuatku bahagia dalam catatan 81 hari yang
penuh warna.
“Mungkin butuh waktu lagi untuk
menghilangkan semua memori itu” kata guruku
“Tapi, sampai kapan ?” sampai
kapan aku harus terjebak dalam nostalgia yang menyakitkan ini. Sampai kapan
hati ini akhirnya dapat menerima sosok manusia yang baru, yang lebih baik dari
kamu.
“Someday” ucapnya sekali lagi
“Saat ini kamu memang belum bisa
ngelupain dia, dan akan sangat lebih baik kalo kamu gak ketemu dia, akan ada
rasa sesal yang sangat mengganggumu, membuatmu menjadi canggung dihadapannya.
Tapi, ketika kamu sudah lupa siapa dia, apa perannya dalam kehidupanmu ? kamu
akan sangat mudah mengatakan kepadanya bahwa ‘Aku sudah tidak mencintaimu’”
kata guruku
Jujur
saja, aku sangat ingin mengatakannya secepat mungkin, secepat kilat yang datang
menyambar pohon. Tapi tidak secepat itu, semakin aku menginginkannya semakin
sulit, tapi aku yakin, ketika aku sudah tidak peduli dengan kamu, aku juga akan
mengatakan padamu bahwa “Aku sudah tidak mencintaimu”
Berang
berang dimataku mulai membangun kembali bendungan untuk sungai dimataku,
membuatku untuk kembali tegar menghadapi kenyataan, menjalani hidupku kembali,
berjalan perlahan tapi pasti, tanpa kehadiran sosok kamu.
~~~
Pagi
ini aku berangkat sebelum mentari datang, cahayanya benar benar membuatku gila,
semakin aku berangkat dengannya, semakin aku dihadang kereta, tak hanya itu,
tapi semakin jalanan ramai seperti sedang ada konvoi.
Udara
segar ini, aah, sudah lama aku tak merasakannya, aku merindukan ini, merindukan
ketika aku berangkat awal dan bertemu denganmu yang sedang memainkan gitarmu
itu, sambil melempar senyum tipis itu kepadaku, yang kemudian kubalas dengan
pandangan sinis.
Tunggu,
kenangan ini datang lagi, mungkin terlalu banyak hal yang aku dan kamu lakukan
sehingga setiap hal berartikan tentang kamu. Aku mencoba mengingat hal hal yang
berkaitan tentangmu, tapi ada yang hilang, sesuatu menghilang.
“Aku lupa nomer hp mu”
Ada
rasa bahagia ketika aku tahu aku melupakannya, walaupun itu hanya nomer hp mu,
tapi mulai dari saat itu lah, aku semakin yakin, mungkin memang benar 2 tahun
tak cukup bagiku untuk melupakanmu, aku akan semakin kuat untuk melawan pasukan
kenangan lama aku dan kamu dengan waktu 3 tahun, waktu yang cukup lama.
Semenjak
hari itu, yaitu semenjak dimana aku melupakan nomer hpmu, aku baru menyadari
bahwa selama ini selalu ada sosok yang memperhatikanku lebih dalam,
memperdulikanku lebih baik, meskipun ia belum pernah menyatakan “Aku
mencintaimu” seperti yang kamu lakukan padaku.
Meskipun
jalanku dan jalannya untuk menjadi kami sangat sulit, aku dan dia tidak pernah
memaksakannya untuk jadi lebih jauh. Cukup dengan melihat satu sama lain dengan
senyuman, mengatakan beberapa kata yang membuat aku dan dia tertawa,
menghabiskan waktu bersama, itu sudah cukup. Aku dan dia tidak seperti aku dan
kamu yang selalu mengirim beberapa pesan singkat untuk menghapus rasa kangen,
bahkan, dalam inbox hpku namanya hanya ada satu, itupun ucapan hari raya. Waktu
aku dan dia untuk bertemupun hanya saat disekolah, sulit jika lebih dari itu,
karena jarak rumah aku dan dia yang sangat jauh. Jadi, ketika aku merindukannya
aku tak bisa melakukan apapun.
Mungkin
aku sudah move on darimu, meskipun aku tahu sebenarnya move on ku adalah move
on yang salah, tapi setidaknya, karena dia aku melupakanmu, karena dia hilang
rasa sakitku, dan karena dia, kamu tidak lagi kamu.
Wassalamualaikum wr
wb !
Sincerely,
A.M.E.L !