• Arah Pukul 3



     Assalamualaikum wr wb !

                    Duk, secangkir hot coffee itu kau berikan padaku, ahh, aroma khas kopi ini membuat semangatku naik ke langit, kau selalu tau apa yang paling ku suka, kau juga tau semua hal yang berkaitan denganku, tetapi satu hal yang tak kau tahu, aku mencintaimu.
                    5 tahun sudah kita saling mengenal, ini tahun ke-6 kita, semenjak SMP sampai SMA, kehidupanku tak luput dari namamu, selalu ada kamu disetiap buku harianku, disetiap cerita dan pengalamanku yang kuceritakan pada sahabat-sahabatku, tapi aku tak tahu apa hal yang sama terjadi padaku juga dikehidupanmu.

                    Menyenangkan sekali sampai saat ini kita masih sering menghabiskan waktu bersama, bermain game bersama, dan menceritakan banyak hal. Menyenangkan sekali ketika aku menjadi penyebab tawamu dan kamu menjadi penyebab tawaku disetiap harinya. Menyenangkan sekali ketika kita pergi bersama seusai sekolah, sampai larut, meskipun kita hanya membeli satu mangkuk ice cream yang kita makan berjam-jam hingga meleleh karena begitu banyak cerita yang saling kita bicarakan. Menyenangkan sekali setiap minggu kau mendatangi rumahku, mengguyurku dengan air segayung untuk mengajakku sekedar bersepeda dan olahraga di pagi hari. Meskipun semua itu selalu kulakukan, aku tak pernah bosan, aku selalu menunggu kejadian yang sama disetiap harinya, aku tak pernah kesepian meski cuma denganmu, karena dihatiku tak ada yang lain, cukup kamu saja.
                    Aku mencari dibilik-bilik toko accesories, mencari sesuatu yang dapat menarik hatiku. Ternyata, hatiku tertarik pada sebuah lampu tidur dengan rumah hamster disampingnya, aku membeli 2 buah, yang satu berwarna putih dan yang satunya lagi berwarna coklat. Aku akan memberikannya padamu ketika ulang tahunmu besok, lalu esoknya kita akan bersama-sama membeli hamster untuk mengisi lampu tidur itu.
                    Suara motormu terngiang jelas ditelingaku, aku ingin menjadi orang pertama yang mengatakan langsung padamu “Happy Birthday”, tapi sayang, seorang gadis berambut panjang itu mendatangimu, membawa kue ukuran sedang dengan lilin 17 menancap ditengahnya. Dia mengatakan kue itu buatannya, lalu dia memberikan sebuah kado besar yang berisi gitar accustic yang sontak membuatmu bahagia, aku terlambat, dan aku kalah.
    “Loe gak ngucapin “Happy Birthday” ke gue ? jahat banget sih” katamu seusai sekolah
    “Tanpa perlu gue ucapin, udah ada 1001 perempuan yang bakalan ngucapin itu ke loe, dan tanpa ucapan gue, loe juga gak mati kan ?”
    “Tanpa ucapan loe, ucapan 1001 perempuan yang lain itu gak ada gunanya, gue cuman pengen denger ucapan itu dari loe”
    Perkataanmu membuatku berada diantara melting dan salting, aku masih marah karna keduluan gadis berambut panjang tadi pagi, tapi dalam hatiku aku benar-benar ingin memberikan kadomu, mengucapkan “Happy Birthday” padamu, dengan sedikit jabatan tangan dan pelukan manis.
    “Cewek yang tadi pagi ngasih loe ntuh gitar juga ngucapin ke loe kan ? harusnya dia bisa gantiin ucapan gue yang termasuk salah satu manusia gak penting dalam hidup loe” ucapku
    “Maksud loe Ery ? hey, dia pacar gue, dan loe itu sahabat gue, beda ! posisi loe sama dia itu tinggian loe, jadi ga . .”
    “Loe punya pacar ?” tanyaku memustus kalimatnya
    “Iya, Ery, cewek yang tadi loe lihat”
    “Kapan loe jadian ? kok loe gak cerita sih sama gue ?” sekarang posisi gue antara shocking sama hurting
    “Baru seminggu yang lalu sih, sebenernya gue mau cerita sama loe dari kemarin, tapi loe ma . . .”
    “Happy Birthday 17th Jordy Plein, wish you will be better guy and son for your parents, God bless you boy” ucapan terakhirku yang memutus kalimatmu.
    Aku udah gak bisa nahan lagi, tangisku pecah, dengan tenagaku aku berlari meninggalkanmu, rasanya sakit, sakit, dan amat sakit di hatiku, aku remuk dan hancur. Di dalam bis aku menagis kencang, sungguh, aku serasa tak punya malu menangis ditempat umum, aku udah gak peduli mau orang ngatain aku apa, aku cuman butuh nangis yang nantinya bisa sedikit ngelegain hati aku meski enggak nyembuhin hatiku.
                    Ulang tahun kita memang hanya berjarak 2 hari, sekarang ulang tahunku, tak ada orang yang sangat kuharapkan ucapannya, aku tak ingin menerima kado dari siapapun, aku tak ingin merespon orang yang mengucapkan “Happy Birthday” padaku, setelah kekagetanku 2 hari yang lalu aku tak pernah mengajakmu  bicara, bermain, maupun pergi, aku kesal denganmu manusia yang tak peka cinta.
    “Nanti pergi beli hamster yuk, gue deh yang beliin” katamu mengawali diam kita 2 hari terakhir
    “Hamster ? buat apa ?”
    “Kan elo udah beli rumahnya, percuma kalo ada rumah hamster tapi gak ada hamsternya”
    “Loe tahu dari ma . .”
    “Mamah loe yang ngomong sama gue, katanya loe udah beli kado buat gue tapi belum loe kasihin ke gue, kata mamah loe gara-gara loe sakit hati abis diputusin pacar loe, loe jadi ngelampiasin kekesalan loe ke orang sekitar, termasuk gue, loe kok gak cerita sih kalo loe pu . .”
    “Pacar ? sejak kapan gue punya pacar ?”
    “yee, mana gue tahu”
    “Mamah salah dy”
    Mamah salah karena ngertinya aku sakit hati gara-gara putus sama pacar, aku bahkan sengaja menghilangkan semua sosok laki-laki dikehidupanku selain ayah, kakak, dan kamu, aku cuman pingin kamu, aku gak pernah mengharap punya pacar selain kamu.
                    Seusai pulang kau menyeretku ke parkiran motor, memberikan helm pink untukku, kau menyiapkannya untukku ? aku tak menyangka kau melakukannya, lalu pacarmu ? kau tinggalkan begitu saja ? tunggu, apa ini helm pacar kamu ? jadi aku cuman dipinjemin ? bukan dipersiapin ?
    “Loe kenapa ngelamun ? bingung cara pake helm ?”
    Tanganmu melepaskan tanganku yang memeluk helm pink itu, memakaikan helm pink itu ke kepalaku.
    “Gak pergi beberapa hari aja lupa cara pake helm, gimana kalo sebulan ? lupa cara naik motor ?”
    Rasanya percakapan seperti ini sudah sering kulakukan dulu, baru 2 hari aku tak melakukannya membuatku lupa bagaimana cara membalas percakapan seperti ini, aku takut salah, jadi aku cuma bisa diam mendengarkan puisi celotehan dari mulut manismu itu.
                    Membeli hamster denganmu rasanya menyenangkan sekali, setiap toko penjual hamster selalu mengatakan kalau kita pasangan yang cocok, mereka menawarkan hamster couple yang mereka punya, sampai akhirnya kita tertarik pada hanster couple yang berwarna putih dan coklat.
    “Rumah hamster warnanya putih sama coklat, kalo kita beli warna putih sama coklat, kayaknya cocok deh”
    “Apa aja yang loe suka deh, gue sih bebas, tapi yang dua ini emang unyu sih”
    Akhirnya kita membeli hamster itu dan kamu mampir kerumahku, sudah hal yang sangat biasa kau bersikap itu rumahmu sendiri, mengambil makanan dan minuman di kulkas tanpa ijin, tidur di kasurku, mandi, makan apapun itu. Aku merasa kalau kamu masih sama seperti dulu ketika kamu belum punya pacar.
                    Semuanya seakan kembali ke semula, tapi masih ada rasa sakit kalo ternyata kamu punya pacar, aku memutuskan satu hal.
    “Jordy” kataku
    “Hm ? kenapa ?”
    “Besok-besok lagi jangan dateng kerumah gue, jangan ngajak gue main, jangan duduk disebelah gue, pokoknya jauh-jauh pergi dari gue, ini terakhir kalinya kita ngobrol, main, dan ngabisin waktu bareng, gue gak pingin ada waktu lagi dimana kita ngelakuin hal kayak gini, jadi . .”
    Kiss
    Ciuman manis di keningku membuatku mati kata dan diam, memikirkan ini nyata atau tidak.
    “Maafin gue udah bikin loe repot, gue tau, loe gak pingin ada kesalahpahaman antara gue, elo sama Ery. Kalo itu yang elo minta, gue bisa sepenuhnya megang dan menuhin omongan gue, itu salam perpisahan gue, tapi satu permintaan gue, jangan lupain gue”
    Kau berdiri, mengambil lampu tidur dengan rumah hamster berwarna putih, langkahmu meninggalkanku berhenti didepan pintu, kau melupakan sesuatu.
    “Happy Birthday 17th Kenny Clark, hope you will be nice girl for your parents, God Bless You”
                    Antara bahagia dan menyakitkan mendengarkan perkataan terakhirmu, aku merasa berbeda kau perlakukan seperti itu, aku menangis, benar-benar menangis, lebih parah dari 2 hari yang lalu, kini kita sudah saling tau apa langkah yang terbaik untuk kita, berpisah.
                    Selama janji kita satu sama lain mulai kita wujudkan, kita benar benar tak saling bicara, tak saling mengajak, dan tak saling bersama lagi. Aku merasa kesepian, aku bosan hidup tanpamu, ternyata tanpamu lebih melelahkan dari bersepeda berkeliling kota Semarang 3X.
                    Sekarang, aku hanya dapat mencuri pandangan darimu, hanya dari arah pukul 3 aku bisa melihat wajahmu, menyandarkanku pada meja, menatap kekanan, hanya dari sudut 90 derajat aku bisa melihatmu.
                    Menyakitkan sekali ketika penyebab tawamu bukan aku lagi. Menyakitkan sekali melihatmu melihat hp sambil tersenyum kecil. Menyakitkan sekali bahwa orang yang kau ajak pergi bukan aku lagi, bukan aku lagi yang kau belikan ice cream. Menyakitkan sekali melihat motormu dan motorku yang masih setia bersebelahan, tetapi tidak dengan kita. Menyakitkan sekali ketika aku sadar aku sudah benar benar jauh darimu.
                    Gak nyangka, waktu cepat berlalu, Promnight, seluruh murid seangkatanku menghadiri acara itu, sedangkan aku masih sibuk mengemudi mobil dari Jogjakarta, aku baru saja selesai pemotretan sebuah majalah, aku bahkan tak tahu bisa datang atau tidak. Tapi, Tuhan baik padaku, Ia mengijinkanku datang.
                    Suasananya ramai disana, aku merindukan mereka semua, sebentar lagi kami benar benar berpisah, mengharukan sekali melihat wajah mereka yang saling merindukan, beberapa saat BBMku berbunyi.
    “Tengok arah jam 3, tengoklah 90 derajat” pesan itu datang dari kontakmu
    Ketika aku menengok.
    “Hey” katamu
    Kau sudah disana dengan jas putih yang melekat pas nan indah di tubuhmu. Lalu, kau duduk disampingku.
    “Maafin gue, gue gak bisa menuhin janji gue sendiri” katamu
    “Hah ?” aku bingung dengannya yang tiba-tiba mengatakan hal seperti itu padaku
    “Gue . . . gue . . . gue gak bisa jauh-jauh dari loe, gue sayang sama loe, ternyata susah banget hidup tanpa loe, jujur, gue khawatir kalo loe punya pacar, gue jealous dan marah abis-abisan waktu mamah loe bilang kalo loe punya pacar”
    “Ery ?”
    “Gue udah putus sama dia 2 minggu setelah ulang tahun loe, gue jadian sama dia karena terpaksa, gue kasihan ngelihat dia 3 tahun ngejar gue, tapi gue cuekin, gue mosisiin kalo gue jadi dia, pasti sakit”
    “Kalo loe mosisiin diri loe jadi Ery, loe gak bayangin dan mosisiin gimana perasaan gue, ketika gue tahu loe punya pacar ?”
    “Gue juga ngerasain hal yang sama, Ny. Gue sakit hati waktu loe minta gue jauh-jauh pergi dari loe”
    Keheninganpun terjadi antara kita, aku kehabisan kata-kata, aku tak menyangka kau memiliki perasaan yang sama padaku. Aku kira, aku hanya pelampiasanmu.
    “Maafin gue juga yang gak menuhin janji gue” kataku
    “Gue juga gak bisa jauh-jauh dari loe,  gue sa . .”
    Ciuman dikeningku lagi, manis sekali terasa, dan sangat romantis.
    “Kenapa kita musti berusaha menjauh kalo sebenarnya kita gak bisa saling jauh ? saling mencintai harus bersama kan ?” katamu
    “Yaa, jadi sekarang kita . . .”
    “Ssst, jangan kenceng-kenceng, biarin mereka tau dengan berjalannya waktu”
    Sekarang, tak hanya dari arah pukul 3 lagi aku hanya dapet memandangmu, dari arah mana saja tak masalah, bagiku, kau tetap tampan dan membuatku terpesona, terimakasih sudah mau menjagaku, menyayangiku dan mencintaiku, aku sayang kamu.

    Wassalamualaikum wr wb !
    Sincerely,
      A. M. E. L !  
  • You might also like