Takdir Tuhan
Embun
pagi ini masih menyelimuti pekat pagi dosaku, entah apa, entah mengapa. Aku
mungkin seperti embun saat ini, tak beraturan dan berpindah pindah ke tempat
yang lebih rendah, jatuhku saat ini, seperti jatuhku saat embun yang disentuh
dan jatuh ketanah, seperti itulah nampaknya aku hari ini.
Kusentuh
daun mangga yang ada diluar jendela, dari dalam kamar aku masih merenung, entah
apa yang kurenungi. Kulihat embun itu jatuh ke tanah, dan kupandangi dari
lantai 2 rumahku, embunitu meresap kedalam tanah dan tiba-tiba menghilang tanpa
bekas dan bau.
Pagi
ini, sebenarnya aku tidak ingin melihat apa yang akan terjadi hari ini, entah
mengapa, entah apa, akhir-akhir ini setiap malam akan tidur, aku berdoa, semoga
mimpi indah, mimpi yang sangat indah sehingga aku tak bangun ke dunia nyata
lagi.
Nafsu
makanku semakin menghilang, tulangku semakin terlihat dari luar, kurus sekali.
Minat untuk berangkat sekolahpun tak ada, aku hanya ingin dirumah, menikmati waktuku
detik demi detik. Tuhan, apa yang terjadi padaku, kau buat diriku lemah, dan
tidak mempunyai semangat hidup.
Aku
turun kelantai dasar, mengotak atik puing puing kebakaran sabtu kemarin,
kembali kuteteskan air mata, tak sanggup kumelihat ini semua. Aku menemukan
sepatu baru Kak Lisa, kakak perempuanku yang cantik, sepatu merah itu sudah
berubah menjadi hitam, aku coba pakai dikakiku, dan tampak pas kupakai, masih
sama ketika aku membeli kado ini untuk Kak Lisa, kakinya sama denganku, tapi
aku belum sempat melihat dia memakai kado dariku.
Tangisku
semakin pecah ketika aku menemukan kalung kesukaan ibu, aku selalu melihatnya
dengan kalung itu, tapi sekarang aku hanya melihat kalungnya, tidak dengan ibu.
Hiasan ulang tahun yang ditata ayah sudah berantakan dimakan api, masih bisa
kubaca disana tertuliskan “Happy Birthday
to Lisa Fahresia, 17th” baru saja tulisan itu ditempel, baru saja Kak Lisa
berumur 17th tapi kejadian mengenaskan datang, takdir Tuhan mengiringi hari
itu, mungkin malaikat sudah berjaga disini.
Ayah, Ibu, Kak Lisa sedang apa disana ? Bunga ingin ikut kesana, Bunga
kesepian, Bunga ingin bertemu dengan kalian, Bunga kangen. Bunga nyesel, malem
minggu saat ulang tahun Kak Lisa, Bunga justru pergi sama temen, kalo Bunga
dirumah mungkin Bunga sekarang udah ikut kalian, tubuh Bunga pasti udah dikubur
disamping kalian sekarang, dan pasti Bunga gak akan sendirian. Ayah, Ibu, Kak
Lisa, tunggu Bunga yaa, mungkin sebentar lagi Bunga juga akan ikut kesana.
#Nice ? ato biasa biasa aja ? itu terserah kalian mau mandang gimana, intinya, sayangi dan pedulikan keluargamu daripada temanmu. Toh ? kalo kamu sakit ato meninggalkan keluargamu juga yang ngurusin kamu. Oke ? Wassalamualaikum wr wb #