• KAMU

    #Assalamualaikum wr wb. Night everybody. How are you today ? Semoga tetep sehat dan bahagia yaa, aku punya cerita panjang yang udah aku cicil dari tanggal 13 Maret 2013 kemarin, hari ini baru selesai, kalo di word 14 lembar, dengan 9 BAB, ini sih belum bisa dianggap novel, kurang banyak, cerpen juga kepanjangan, siapkan waktu luangmu, baca ini, dan pelajari hikmahnya. Thank Youu~#

    BAB 1
    PERKENALAN

    Alarm hpku berbunyi dengan keras, menamparku di pagi yang indah dengan semangat 45. Dengan semangat pagiku, kumulai kembali kehidupan sekolahku setelah hibernasi beberapa minggu dirumah. Kubersihkan sepedaku yang berdebu, sungguh tebal rasanya, tapi kunikmati itu.
    “Haiiii !!!” sapa kawan lamaku.
    Menolehku karna suaranya, senyum tipispun kuberikan padanya dan segera aku berangkat menuju gubuk kecil penuh arti yang kusebut sekolah.
    “Ameelllll !!!!” panggil kawan kelas 8F, aku menghampiri dan melepas rinduku pada mereka, aku rindu tawa mereka.
    “Ciyee ciyeee, kemarin dapet rangking . . . ehem ehem” goda kecil temanku.
    “Apasihh, itu paling faktor ke’bejo’an doang kok” jawabku sambil tersenyum tipis.
    “Cita cita masuk 9A kecapai dong ?” sindir teman baikku.
    Aku mencubit perut kecilnya dan berkata “Aaaamiiiiiinnnnn !!!!”
    Dan kamipun tertawa bersama lagi.

    Kertas pengumuman mulai ditempel disetiap kelas, aku menunggu didepan kelas 9A berharap doaku dikabulkan Tuhan saat itu, tapi takdir belum berpihak padaku, disana tidak ada namaku, melihat wajah malangku, teman kenalku segera menyeretku menjauh dan mengajak melihat di kelas lain, dab dari 9A-D namaku tak terpapang disana.
    Apa memang takdirku masuk dikelas F ? pikirku dalam lamunan turun ditangga.
    Aku kembali melihat pengumuman di 9E dan memang tak ada, sekarang tinggal 9F dan 9G saja, aku menghela nafas di depan kelas 9F yang belum tertempel pengumuman, entah kenapa pengumuman kelas 9F ditempel terakhir, dan benar saja, namaku berada di baris keempat.
    Aku terdiam dalam bingung, kurang apa sampai aku tak bisa di 9A ? tiba tiba teman kenalku yang lain Sella mengajakku untuk duduk bersebelahan, dan aku hanya bisa mengangguk pasrah saat itu, tapi Ulfa kawan kecilku juga mengajak, sebelum aku menjawab dia sudah menyeretku duduk di baris kedua bangku kedua dari kiri, dan aku masih dalam kebingungan.
    Hari ini diisi oleh wali kelas baruku Drs. Suka Prayitno namanya, guru matematika, awalnya aku berfikir bahwa beliau termasuk dalam golongan guru membosankan di sekolahku, tapi semua terbalik dari khayalanku saat itu. Beliau menerangkan bahwa untuk kelas 9 ini, pembagian kelas tidak memandang dari prestasi, dikelas ini semua ada dari yang pinter sampe yang pekok, dan perkataan itu cukup membuat kelasku tertawa geli, dan saat itulah aku mencoba menerima takdir.
    ~~~
    Hari berikutnya aku berangkat sedikit lebih awal dari biasanya, pagi itu kamu bermain gitar dengan indahnya, aku hanya melirikmu, tapi kamu justru tersenyum manis, aku kembali ke tempat dudukku, menaruh tas dan duduk di teras depan kelas, Bagus teman kelas 7F duduk disebelahku dengan membawa gitarnya.
    “Haaii Lia, turut berduka ya kamu gak masuk 9A, tapi no problemo, itu gak dari prestasi kok, kan diacak, dan hari ini aku mau ngibur kamu lewat ini” sapa Bagus dengan tingkah lucunya.
    “Hari ini mau nyanyiin apa ? yang bagus yaa, biar aku seneng” goda kecilku padanya.
    Dia mulai memainkan gitar dengan indah, terdengar melody romantis dari gitar itu dan aku terbawa suasana, dia menyanyikan lagu barat yang sampai sekarang aku belum tahu judul lagunya. Tengah tengahnya aku menikmati lagu itu, kamu keluar dari kelas dan cuma melirikku, lalu aku membalasmu dengan senyum, lalu aku tertawa. Tiba tiba Bagus berhenti memainkan lagunya.
    “Kamu satu kelas sama dia ?”
    “Iyaa kali, emang namanya siapa ?”
    “Nihh !” sambil menunjukkan namamu yang tertempel didepan kelas
    “Terus ? hubungannya sama aku ?”
    “Yaa gak papa sihh” sambil menekuk wajahnya
    “Santai aja kalii, kamu lebay ahh” lalu aku kembali masuk ke kelasku
    “Jangan lupain aku yaa, meski kita gak satu kelas, jangan lupa !!!” teriak Bagus dari luar
    Aku hanya tertawa kecil di kelas dan teman depanku mulai mengajak berkenalan kamipun mulai saling mengenal dalam satu deret.
    ~~~
    Setelah satu minggu sekolah, kami mulai mengenal satu sama lain, baru saja kami kenal, pak Suko justru memindahkan tempat duduk kami, dan aku dipindah duduk didepanmu, aku melihat kebelakang, dan kau tersenyum sambil memainkan alismu, aku hanya tersenyum geli.
    Ketika pelajaran geografi, aku masih ingat betul, kamu berlagak kayak anak pinter, ngerjain lebih awal.
    “Bukannnya itu dikerjain di buku tulis ya ?” tanyaku
    “Enggak kok, dikerjain di LKS” jawabmu dengan kesok tauanmu
    Karna bingung, aku bertanya ke guruku dan beliau menjawab mengerjakannya di buku tulis. Aku menengok ke belakang, dan mengejekmu disana, dan kau ditertawakan oleh teman sebangkumu.
    ~~~
    Hari itu Ulfa kembali ketempat duduk awal, dan aku bertanya kenapa kembali ke semula ?, Ulfa mengatakan kalo kita cuman duduk didepanmu saat matematika. Okeeyy, jawabku senang.
    Pelajaran matematika dimulai, dan tempat dudukku kembali didepanmu.
    “Heh !!!” panggilmu sambil menendang kursiku, aku menengok kepadamu
    “Pinjem penggaris” bisikmu pelan, lalu aku memberikannya padamu.
    “Nihh, makasih” bisikmu sekali lagi padaku, aku mengambil penggarisku lagi, dan beberapa saat kau meminjam penggarisku lagi.
    “Heh, pinjem lagi”
    “Ini makasih”
    “Bawa dulu ajadeh” jawabku kesal
    “Gak mau, nihh, ayoo buruan diambil” ganggumu saat itu
    Aku memegang penggarisku dan aku menariknya, tapi kamu justru masih memegang erat penggarisku.
    “Tengok belakang dulu, nanti baru kulepas” pintamu padaku
    Aku menengok “Apa ?”
    Tapi kamu justru memandangku dalam dalam dan itu sedikit membuatku takut melihatmu lagi.
    “Ciyeeeeeeeeeeeeeeeee~~~” teriak teman temanku
    “Apasih !” aku mengambil penggarisku dan kembali mengerjakan tugas.
    Pulang sekolahnya, Yoko kembali mengejekku, dan mengingatkan
    “Hati-hati, ntar suka hlo, hahahaha” sambil tertawa dia mengatakan itu dan pergi meninggalkanku, tapi kamu
    “Pulang dulu yaaa” salam manis yang kau ucapkan, tapi kemudian aku melihatmu dengan kekasihmu, Nika.
    ~~~
    BAB 2
    KAMU MILIKNYA

    Hari terus berganti, banyak hal yang terjadi, dirimu kian pasti.
    “Ameeellllllll, kamu disukai sama . . .” Galuh memberi informasi padaku
    “Ngawuuurr !!!! hahahaha” jawabku dengan canda
    “Beneran mel, aku serius, kamu gak suka kan sama dia ?” tanyanya padaku, suasana benar benar berganti disana.
    “Enggaakk . . . .” jawabku menggantung
    “Dia udah punya pacar mel, pacarnya nakutin tau, tapi aku sih setuju aja kalo kamu sama dia”
    Belum sempat aku menjawab, aku justru meninggalkannya pergi menuju lapangan upacara, cuaca sangat mendung. Dan aku baru melanjutkan jawabanku dengan berbisik pada angin “Gak tau maksudnya”
    Aku melihatmu sedang menyapa pacarmu dan aku kembali meyakinkan pada diriku “Jangan !” , aku terus memikirkan perkataan Galuh, dan ketika akan memandang langit, aku melihat tangan seseorang sedang memayungiku dari gerimis. Aku menoleh kebelakang, dan kau disana.
    “Haaii, gerimis, makannya aku payungin” katamu sebagai alasan
    “Ciyeeee~” kembali kata kata itu terucap dari bibir teman temanku. Aku hanya bisa memandangmu dan segera menghindar.
    Seusai upacara kamu kembali berjalan disampingku sambil terus bertanya siapa namaku, dan karna aku membiarkanmu, kamu justru merangkulku dari belakang, dan ketika aku tengok kau menurukan tanganmu, lalu kau melakukannya lagi.
    “Tadi kamu dirangkulkan, eciyee” goda Ulfa
    “Pacarnya kayak singa hlo rawr” sambung Nike
    “Iyaaa, hati hati hlo” sambung Savira
    “Kalian kenapa sih, orang biasa biasa aja kok” balasku
    ~~~
    Lomba 17 Agustus dimulai, aku menemani Anggun lomba karaoke, dan . . . aku melihatmu disana dengan topi merah kotak kotak, yang baru kusadari kau dengan pacarmu, ketika kau melihatku, kau justru menghampiriku, dan meninggalkan pacarmu.
    “Haaii, amel” dengan canggung kau menyapaku.
    “Sejak kapan tahu namaku ?” dengan jutek aku menjawabnya, dan kau hanya membalas dengan senyuman, dan tiba tiba Nika datang.
    “Hey amel” sapa Nika
    “Iyaaa” jawabku
    “Duluan yaaa” katanya sambil merangkul tanganmu, yaa aku mengenalnya dulu waktu kelas 7 ketika aku menjadi anggota paskibar.
    ~~~
    Suara gitar kembali memenuhi telingaku pagi itu, sungguh membuatku nyaman, dan ketika aku menoleh ke sumber suara, kamu disana. Aku mengalihkan pandanganku kearah lain, aku melihat Nika berdiri di depan kaca samping kelas, menyapamu pastinya, aku mengalihkan pandanganku ke arah luar pintu, Rico lewat kelasku.
    Sungguh, ini cukup membuatku sedikit gila, kenapa aku harus menyukaimu yang saat kamu telah mempunyai belahan jiwa yang sudah cukup lama mengenalmu dan bersamamu.
    Hampir setiap hari kau menyapaku, menggodaku, bercanda denganku, sampai aku memutuskan
    “Kembalilah ke Nika, lupakan aku, benci aku, menghilanglah dari fikiranku” kataku padamu dengan sedikit perasaan kecewa.
    Aku meninggalkanmu dan bergegas pulang, aku cukup takut untuk dianggap sebagai perebut pacar orang.
    ~~~
    BAB 3
    PERHATIANMU

    Diamm, suasana kelasku sunyi senyap, tak ada sapa, gurau, goda darimu lagi, yang kulihat hanya kau yang sedang melamun. Aku merasa berdosa melakukan hal itu kemarin, tapi bagaimana aku harus melawan rasaku.
    “Mel, aku butuh alasan kenapa aku gak boleh deket kamu ?” tanyamu
    “Karna kamu milik Nika dan kamu adalah smokers” jawabku tegas
    “Apa salahnya smokers ?”
    “Aku gak suka itu, okay ?” jawabku dan segera pergi menjauh
    Hari demi hariku kembali kelam, kadang aku berfikir, apa aku salah telah menyia-nyiakan manusia sepertimu ?
    “Mel, aku minta nomer hpmu” kau kembali menggoda
    “Gak punya !” jawabku singkat
    “Serius !!!” paksamu
    “Emang aku gak punya” acuhku
    Dan sekarang, hampir setiap hari kau meminta nomerku sampai suatu saat ada sosialisasi bimbingan belajar, dan disana meminta nomer hp, saat giliranku selesai, kamu mengambil kertas dan langsung nulis nomer hpku, aduuuhh, bego yaa aku.
    “Mel, ini nomer hp apa nomer rumah ?” tanyamu bingung
    “Coba aja sms, paling yang bales ayahku”
    “Jaahaaatt !!!” jawabmu lucu
    Dan benar saja, kamu nyoba sms kenomer itu, tapi yang bales aku. Waktu itu jaman jaman 4L4Y
    “ ., hAi ,.”
    “ . Inie ciapah ??”
    “ . . . . ”
    “ . Ouw, kenaphua ?”
    “., gpp, Inie bEneR n0merNua AmEl ? ,. ?
    “ . Iyach”
    “., Ouw, hehe ,.”
    Percakapan itupun berlangsung, dengan segala perhatianmu, “Sudah makan belum ?”, “Lagi apa ?”, “Cepet makan nanti sakit”, “Jangan lupa sholat”, “Jangan tidur malem malem”, “Mimpi indah”
    Kamu sering mengatakan itu dan itu benar benar membuatku justru ingin mengikuti arah hatiku pergi menuju kamu, kamu yang cukup membuatku bahagia.
    Perhatianmu membuatku tersenyum, perhatianmu membuatku tertawa, perhatianmu membuatku bahagia dan itu membuat hidupku lebih berwarna.
    ~~~
    BAB 4
    MAAF, AKU MENCINTAIMU

    Kamu dan aku sering menghabiskan waktu bersama lagi, dan mungkin keadaan ini merubah perhatianmu yang mulanya milik Nika menjadi milikku. Dan itu yang mungkin membuat Nika benci padaku.
    Setiap hari, setiap waktu aku pergi entah ke kantin atau ke perpus, Nika and the geng selalu memandangku dengan sinis, aku menerimanya karena aku yang salah.
    Pagi itu, aku melihatmu diantar ibumu, biasanya kamu bawa motor dan kamu titipkan di rumah Taufik yang dekat dengan sekolahan.
    “Paaagiiiii meell” sapamu
    “Ehmm, tumben gak bawa motor ?” tanyaku
    “Sssstt, jangan bilang bilang, nanti guru ada yang tau, ehh nanti aku nebeng yaa ?”
    “Ogah !”
    “Pleaasseee, sini aku bantu !” sambil memegang sepedaku
    “Gak usah, rempong amat sih”
    “Yaaa aku anterin sampe parkiran”
    “Aku nebeng yaa ?” tanyamu lagi
    Aku hanya melirikmu dan langsung menuju ke kelas, wajahmu terlihat kasihan.
    Siangnya kamu bilang ke Galuh, Noni, Ulfa, Aning, Dani kalo kamu itu butuh tebengan ke aku, sampai Dani mohon ke aku dan nyuruh aku buat nebengin kamu, tapi aku tetep gak mau.
    Waktu pulang, kamu jadinya nebeng Dani, Ulfa bareng sama aku. Waktu jalan disekitar banjir kanal
    “Eehh, eehh, ehh, berhenti berhenti, ban sepedanya kayak gembes gitu” kata Dani
    Alhasil aku sama Ulfa turun trus nemenin mereka, tapi Ulfa sama Dani justru pergi bocengan dan ninggalin aku sama kamu dijalan berdua.
    “Buruan, naik, kalo gak aku tinggal” perintahku
    Kamu yang bingung dan gak tau juga rencana mereka langsung naik dan bonceng, tapi kamu sadar kalo yang cowok kamu.
    “Eehh, bentar bentar, biar aku yang boncengin, yang cowok kan aku” katamu
    Akhirnya aku dan kamu pulang bareng, setiap temen ngeliat aku sama kamu mereka selalu bilang “Ciyeeeeeeee~” dan saat itu aku kembali menyadarkanmu bahwa kamu milik seseorang.
    “Kamu gak takut dimarahin Nika ?” tanyaku memulai
    “Enggak, kalo dimarahin yaudah putus, aku sayangnya sama kamu, apa perlu aku putusin sekarang”
    “Eeehh, jangan jangan, kasihan tau, ntar kalo aku yang dilabrak gimana ?”
    “Yaaa, gantian dia yang kulabrak, aku bakal disamping kamu kapanpun itu”
    “Ehm, makasih”
    “Sama samaaa”
    Salah satu temen Nika mungkin bilang ke Nika esok harinya, dan benar saja, keesokan harinya hal mengerikan.
    Pagi itu, kamu gak berangkat, biasa, kamu sudah terlalu sering membolos. Dan Nika memanfaatkan keadaan itu, istirahat pertama, ia mencariku tapi saat itu aku ke kantin, laper, makan soto.
    “Heeeeeeeeehhhh !!!! Amel mana amel ?!” teriak Nika sambil menggebrak pintu kelasku
    “Amel ke kantin, percuma kamu nyari dia, susah ketemunya kalo gak sekelas” kata Galuh
    “Giilaaaa, sialan tu anak! Awas kalo sampe ketemu” gerutu Nika
    Pulangnya dari kantin, temen temenku khawatir kalo aku tadi kenapa kenapa, dan mereka nyeritain gimana Nika sebegitu benci ke aku. Temenku nyaranin buat berdiam diri dikelas, tapi aku bukan tipe orang seperti itu, ini salahku dan aku harus nerima resikonya. Sebelum istirahat, kelasku pelajaran kosong dan aku pergi ke perpus untuk mengembalikan buku dan menggantinya yang baru, tapi waktu perjalanan ke perpus, seorang gadis bernama Zadna, sudah diperintahkan untuk menghajarku pulang sekolah nanti, aku berpapasan dengannya, dia melirikku tajam.
    “Aku musti gimanaa !!” renungku di perpustakaan yang sepi
    “Biarin aja, kamu kan gak salah, yang salah yang cowok, kenapa cari cewek lain kalo dia sendiri punya pacar” jawab Ulfa
    “Aku takut, tapi . . . ini juga salahku, kenapa aku bisa suka sama seseorang yang udah punya pacar”
    “Udaahh, Tuhan pasti ngelindungin kamu” support Ulfa
    Aku kembali ke balkon perpustakaan, dari sana terlihat jelas keadaan kelasku, dulu, aku biasa memandangmu dari sana, tapi dari sana pula aku sering melihatmu berpacaran dengan Nika. Mana janjimu ? katamu kau akan melindungiku ? dimana kata itu sekarang. Dalam lamunanku, aku terusik karna Ulfa mendorongku sampai jatuh.
    “Hey Yaa ! Kenapa sih kamu ?”
    “Ssstt Nika nyariin kamu lagi tuh, udah diem aja disini, dia gak bisa liat kamu dari sana”
    “Aaarrghh” aku menyerah dalam hembusan nafasku, aku justru turun dari tangga bersiap menghadapi pacar kamu, tapi bel berbunyi ketika aku berpapasan dengan Nika didekat tangga, Nika hanya berjalan kembali ke kelasnya karna dia sendirian, aku menghela nafas lega, bersyukur.
    Pulangnya, iyaa Zadna benar benar melakukannya, dia memulainya dengan berpura pura pulang bareng, dia mulai menanyakan tentang aku dan kamu.
    “Kamu Amel yang satu kelas sama pacarnya Nika itu kan ?” Zadna membuka pembicaraan
    “Iyaaaa” jawabku singkat
    “Salam kenal yaa aku Zadna, aku temennya Nika, sebenernya hari ini aku disuruh Nika buat ngabisin kamu, tapi yang aku sangka beda, ternyata kamu jauh berbanding terbalik sama yang dibicarakan Nika, menurutku dimasalah ini, kamu gak salah, Nika yang terlalu posesif sama pacarnya”
    “Tapi aku juga salah kok, udah tau pacar orang, tapi kok . . .” belum sempat melanjutkan
    “Dia emang kayak gitu orangnya, ramah, baik, enak deh pokoknya, jadi kamu wajar kok”
    Percakapan kami berlangsung sampai aku mengantarkan Zadna pulang kerumahnya.
    “Thanks yaa, maaf sebelumnya” kata Zadna
    “Iyaa, gak papa, santai aja” senyum tipis ku berikan padanya
    Aku pulang dengan beban fikiran yang cukup berat, pulang pun aku berbaring dan masih memikirkan perkataan Zadna tadi siang, seberapa besar Nika membenciku ? dalam lamunanku, seseorang datang mengetuk pintu dan mencariku.
    “Yaaaakkkk, ada temenmu tuhh” panggil ibuku
    “Siapa ?”
    “Gak tau, mamah gak pernah lihat, temen baru kamu ? kok gayanya aneh ?”
    “Pasti Nika”
    Aku keluar rumah dan dugaanku tepat 100%, Nika and the geng disana, aku fikir mereka akan menghajarku tapi ternyata tidak, Nika justru menceritakan berapa lama ia mengenalmu, menyayangimu, mencintaimu dengan tulus tanpa alasan, dan Nika memohon kepadaku untuk menjauh pergi darimu lagi, karena dia masih ingin tetap denganmu. Saat itu aku cukup terharu dan merasa bersalah, kemudian aku menyanggupi permintaannya, dan mencoba menghapusmu sekali lagi dari hati dan ingatanku.
    ~~~
    BAB 5
    HILANG DAN KEMBALI

    Hidupku kembali pada jalur awal, kembali buram, kembali jenuh, kembali biasa biasa saja, kepergianmu cukup membuatku sedikit gila, didukung dengan 1 minggu lagi Penjajakan Ujian Nasional pertama, aku mencoba menenangkan diri darimu, tapi apa daya, aku sudah jatuh ke tebing hatimu yang tak bisa kulewati dan kudaki.
    Senin itu, Penjajakan dimulai, ketika aku akan berangkat, kulihat beberapa adik kelasku berjalan kembali. Yaa, tadi malam hujan deras yang cukup membuat jalanan depan rumahku banjir besar.
    “Permisi dek, kok justru balik, apa sekolah libur ?” tanyaku pada salah satu adik kelasku
    “Sekolahan banjir besar, jalan kesana aja seleher kak” jawabnya
    “Oohh, oke makasih yaa”
    “Iyaaaa kak” jawabnya. Aku kembali ke rumah, masih dengan ketidakpercayaanku pada kabar itu
    “Ammeeeellllll” salah satu temanku berhenti didepan rumahku, aku menoleh padanya
    “Heeeyyyy !!” jawabku
    “Hari ini sekolah libur, banjir, penjajakannya diganti setelah airnya surut, besok rabu disuruh berangkat buat bantu guru guru bersihin sekolahan, pake pakaian olahraga yaa”
    “Oh, iyaaa thanks yaa udah ngasih info”
    “Okaaayyy”
    Dua hari dirumah tanpa tugas, surga dunia pasti, tapi waktu sebanyak itu justru aku gunakan untuk memikirkanmu, mencoba menghilangkanmu dari fikiranku, dan tetap saja aku belum bisa melakukannya.
    ~~~
    Rabu, aku berangkat dengan Ulfa ke sekolah, sampai sekolah, airnya hanya tinggal 10 cm diatas mata kaki, tapi dibawah air itu ada lumpur tebal yang membuat sulit untuk berjalan, aku menuju kelasku yang terletak di lantai dasar, dan, kelaskupun ikut larut dalam peristiwa yang mengakibatkan tembok sekolah tetangga roboh.
    Kau datang dengan jaket jeans yang melekat pas dibadanmu, kau tampak ramah, menyapaku kembali dengan senyuman, kubalas pula dengan senyuman. Tapi kau hanya melewati kelasmu, dan pergi menuju Nika. Hancur ? Iyaa, bagaimana bisa aku membuang seseorang sepertimu, seseorang yang sebenarnya bisa membuatku lebih bahagia dan lebih berwarna.
    Esoknya, kau datang kembali, kali ini dengan tawa renyahmu, menghampiriku, bermain dengan lumpur, kau lupa lagi pada kekasihmu, dengan badan, baju yang kotor kau mengajakku bermain, tapi suasana berubah.
    “Maaf yaa mel, aku udah gak bisa suka sama Nika, ini bener bener udah berubah” katamu memulai
    Aku tak menjawab, segera pergi menghindar dan pulang, dengan perasaan bahagia sekaligus hancur juga.
    ~~~
    Hari setelah penjajakan pertama berlangsung, aku dan teman temanku pergi ke warnet, aku online di facebook, kau juga. Inginku memulai mengobrol, tapi aku akan semakin salah jika seperti ini. Tapi satu message masuk darimu.
    “Mel, tolong pergi dari hidupku, aku akan kembali pada Nika lagi, aku menyayanginya”
    Aku membaca itu, menagisi itu, kenapa secepat itu fikiranmu berubah ?
    “Terserah kau saja, pergilah, aku takkan menahanmu” aku tulis itu, aku send message itu padamu.
    Masih dalam tangisku diruang warnet, masih memikirkan apa yang kulakakukan selama ini, apa yang kau rasakan selama ini, sakit sekali terasa dihatiku, terasa seperti terlindas truk.
    Esoknya, kau berdiri didepan pintu kelas, menungguku sepagi itu, menyapa, dan kembali meminta maaf padaku, ada apa denganmu, fikiranmu seperti bunglon, berganti dengan mudah, tanpa permisi, tanpa ancang ancang sebelumnya.
    ~~~
    BAB 6
    TAKDIR, AKU DAN KAMU MENJADI KITA

    Kali ini, kamu benar benar menyerah, dan benar benar mencoba berpindah hati ke lainnya. Hari itu kau mengatakan bahwa kau ingin kembali lagi ke Nika, meski perasaan yang sekarang dengan dulu berbeda, kau akan mencoba kembali.
    Berkali kali aku mendengar kabarmu dari teman temanku, kau mulai mencari gadis lain yang dapat menerimamu apa adanya, tapi entah mengapa semakin aku mencoba menjauh darimu, Tuhan kembali mempertemukanku denganmu, apa ini yang dinamakan takdir ? dari hal hal kecil yang disepelekan, kau yang sudah teralihkan kembali padaku lagi. Meski kau masih berpindah pindah, entah mengapa perhatianmu lebih menjurus kepadaku.
    Mungkin ini semua juga cukup membuatmu gila sampai kau kembali menyatakannya padaku lagi, meski kau tahu aku masih tetap menolakmu, tapi kau tetap melakukannya. Namun ketika aku mengatakan tidak bisa jika aku bersamamu setelah kau putus dari Nika, kau menyanggupinya dan benar saja, setelah kau putus dengan Nika kau bersama dengan gadis lain, Vindam.
    Tak lama setelah itu, tidak sampai satu bulan, kau memutuskannya, dan kau langsung menagih janji itu. Tepat tanggal 14 Maret 2011, kamu dan aku sekarang menjadi kita, meski banyak orang yang masih tidak mempercayainya, tapi tidak bagi kita, ini berbeda. Terimakasih telah memberiku kesempatan dan waktu untuk bersamamu.
    ~~~
    BAB 7
    81 HARI

    Yaa, kita memulainya hari ini, dengan statusku yang berubah, membuat banyak orang ikut bahagia meskipun beberapa orang juga iri melihatku bersamamu. Tapi, senang rasanya. Pernah saat itu kau mengajakku pullang bersama naik sepeda motor baru yang dibelikan orang tuamu Ninja warna biru.
    “Kamu perempuan pertama yang naik motor ini, ibuku bahkan tidak aku perbolehkan, yang kubolehkan hanya kau, nanti kalo aku punya mobil, aku juga ingin menjadikan kau perempuan pertama yang naik mobilku” katamu
    Ketika sebelum Ujian Praktek, kau mengajakku pergi ke warnet, tapi bukan untuk apa apa, kita menghabiskan waktu dengan menjelajah di jeraring sosial facebook, disana kau mengubah bulan lahirmu menjadi bulan lahirku, kau juga mengubah tahun lahirmu yang lebih muda dariku menjadi lebih tua dariku, kau mengubah bio mu dengan
    “Aku cuman paling sayang banget sama amel”
    Kau juga mengubah foto profilmu, aku masih ingat saat itu aku yang memilihkan foto Zoro One Piece padamu, kita juga bercanda disana. Pulangnya kita menghabiskan waktu dijalan, dengan sedikit guyonan, membuat waktu tidak terasa
    “Aku ingin suatu saat nanti, kepalaku akan kusendehkan dibahumu, karna ketika kau disampingku, aku merasa aman dan nyaman”
    ~~~
    Hari itu, kita 1 minggu penuh Ujian Praktek, praktek Fisika kita saling mendukung, sampai akhirnya kita sama sama tidak mengulang ujiannya seperti yang lain. Selanjutnya praktek olahraga, lari, yaa, aku sedikit berbeda setelah mengenalmu, paru paruku berfungsi kurang baik, setelah aku selesai berlari, wajahku benar benar pucat, kau mengira aku akan pingsan, dan segera memberikan air putih, kau terlihat sangat khawatir waktu itu. Yang lebih menggelikan, ketika volly, aku belum bisa bermain volly, bahkan sampai sekarang, kau mengajarkanku bagaimana cara surve dan ketika pengambilan pertama, aku tidak bisa melewati net.
    “Semangat mel, kalo bisa masuk, semua yang ngeliat kamu disini aku kasih 20rb”
    Semua orang berteriak karna janjimu, aku menoleh tertawa dan kembali bersemangat, bola kedua aku masuk, dan bola ketiga juga berhasil. Semua teman temanmu mengejarmu dan menagih janji konyol yang kau buat, bahkan guru olahragapun juga ikut tertawa bahagia bersama kita.
    Lalu kita praktek seni rupa mengecat tembok luar sekolah, disini aku benar benar merasakan kebersamaan, kebahagiaan, kenangan denganmu dan juga teman teman, dari insiden Anita kecebur ke selokan, Nur yang bikin gambar kekecilan, joget joget dipinggir jalan, sampai kita belepotan gara gara main cat, kita selesai dengan waktu yang ditentukan, gambarmu dan gambarku diapit oleh gambar sahabat kita.
    Praktek seni musik dimulai hari itu, kita sudah latihan berbulan bulan, tapi penampilan kita harus terhambat karena salah satu teman kita terlibat kasus yang harus diurus ke BK, kita gak bisa tampil tanpa dia, karena kita selalu bersama, menanggung tawa dan tangis bersama. Kita tampil terakhir dengan kostum terunik, kekompakan yang paling hebat, penonton yang lebih banyak, dengan kekuatan yang tersisa, kita menampilkan tarian kita, dan diakhir tarian, Galuh menjatuhkan dirinya dari punggung temanku, dan kita membuat love dari kedua tangan kita, yaa hanya aku dan kamu.
    ~~~
    Ujian Nasional berlangsung, aku tidak satu ruangan denganmu, tapi saat itu kau tetap menemani dan menyemangatiku, aku bercerita bahwa aku bernadzar jika aku lulus dengan NEM diatas 32,00 aku akan memakai jilbab dan berpuasa selama 3 hari berturut turut. Tapi responmu tidak baik, kau mengatakan bahwa kau nantinya akan mengikuti akademi polisi dan pastinya akan berpisah denganku, tapi aku tak akan menghalangi jika itu cita citamu.
    ~~~
    Hari demi hari kita lalui, menunggu pengumuman Ujian Nasional. Tapi saat itu, kita justru tidak terlalu sering menghabiskan waktu bersama, kau mulai sibuk dengan segala urusanmu dan aku kau tinggalkan begitu saja sendirian.
    2 minggu sudah kau tidak menghubungiku, ada apa denganmu ? itu membuatku sakit yang sangat dalam, sampai aku memutuskan untuk berpisah denganmu tepat tanggal 6 Juni 2011, yaa tepat saat pengumuman Ujian Nasional.
    Aku berangket dengan ibuku, baru pertama ini, ibuku memberiku kesempatan naik motor sendiri.
    “Kamu sedikit beda hari ini. Kenapa mel ?” kata teman lamaku
    “Oohh gak papa kok” jawabku bingung
    “Pasti tegang yaa, mikirin pengumuman nanti ?” godanya
    Aku hanya membalasnya dengan senyuman tipis, ketika aku lihat ke jalan, kau melintas dengan wajah kecewa kau menatapku. Aku benar benar minta maaf dengan sikapku.
    Seluruh siswa berada diluar gerbang sekolah, menanti hasil UN kemarin, ibuku keluar dengan wajah sedih.
    “Gimana mah nilaiku?” tanyaku khawatir
    Ibuku tak menatapku dan hanya terus berjalan ke parkir motor, aku melihat pengumuman itu dan aku menangis terharu, dalam tangisku aku mengejar ibuku dan memeluknya, aku tak menyangka dapat melakukannya dengan baik, NEM 34,05 dapat kuraih saat itu.
    Aku melihatmu di sebrang sana, aku tahu kau melihatku menangis, dan saat itu juga sepertinya kau menangis dalam kehancuran. Maafkan aku, aku melakukannya karena dirimu juga.
    ~~~
    BAB 8
    HIDUP TANPAMU

    Akhirnya aku dapat memakai seragam putih abu abu yang dapat kubanggakan, aku selalu ingin tahu seperti apa dirimu sekarang ? apakah lebih baik dari dulu ?
    Aku mencoba melanjutkan hidup tanpamu, tapi aku tak bisa. Suatu ketika aku berpapasan denganmu dijalan dekat rumah, kau akan memotong rambutmu, dan dibelakangmu tampak seorang perempuan menemanimu, sampai dirumah, aku menangis.
    Melupakanmu tak secepat saat aku jatuhkan hatiku kepadamu, sulit, segala cara aku lakukan agar aku dan kamu dapat kembali menjadi kita. Sampai kau terganggu, bahkan kau juga mendoakanku masuk neraka cepat cepat. Kenapa bisa seperti ini ? kemana keramahanmu dulu ?
    Begitu banyak temanku yang telah mengutukmu, mereka semua membencimu, tapi tidak bagiku, seberapa besar kau menyakitiku, aku tetap berdiri, meski dengan menangis.
    Aku telah menyerah, 2 tahun sudah aku hidup tanpamu, mencoba mengagumi seseorang, tapi tetap sulit, akupun selalu tersakiti. Karena mungkin, aku masih berfokus pada dirimu, padamu seseorang yang sudah tak menganggapku ada, seseorang yang telah menyakitiku, seseorang yang hidup tanpa diriku, dan juga seseorang yang mungkin sudah tidak memperdulikanku.
    ~~~
    BAB 9
    SURAT UNTUKMU

    Kau tahu ? aku menulis ini untukmu, entah kau membacanya atau tidak, semuanya masih kuingat dengan jelas, aku hanya takut suatu saat aku melupakan kisah ini. Jika aku menulisnya seperti ini, suatu saat nanti aku dapat membacanya kembali dan mengingatnya untuk kesekian kali.
    Kau tahu ? aku rindu padamu. Rindu yang mungkin sudah terlalu dalam, aku takut suatu saat nanti aku tak bisa memandangmu dan bercakap denganmu, maka dari itu aku menulisnya disini.
    Kau tahu ? aku juga rindu perhatianmu, semangat darimu juga. Bisakah aku mendapatkannya sekali lagi, saat ini, saat saat dimana aku sudah lelah memendam kesedihanku yang sudah berlarut larut sendiri ?
    Kau tahu ? bernafas tanpamu itu lebih sulit dari bernafas di air, sulit kutemukan oksigen dalam ruangan hatimu, hatimu yang sudah terisi oleh seseorang yang telah menemanimu selama 2 tahun ini yang bernama Mayang.
    Kau tahu ? aku sekarang berjilbab, apakah aku terlihat berbeda ? atau sama saja ? aku menyukai jilbabku, jika kau menyukainya tak apa, karena jilbab yang selalu memelukku adalah Tuhan.
    Kau tahu ? ketika aku mencoba beralih darimu, aku tak pernah bisa, mereka hanya menyakitiku, dan sakitnya menimbulkan luka dihatiku, berbeda dengan sakit yang kau berikan, seberapa besar sakit yang kau berikan, tak pernah menimbulkan luka sedikitpun.
    Kau tahu ? aku juga ingin hidup tanpa bayang bayangmu lagi, tersenyum bahagia seperti dulu, meski penyebab tawaku bukan kamu lagi.
    Kau tahu ? sampai sekarang belum ada sesosok manusia yang bisa menggantikanmu. Entah aku yang tak melihatnya atau aku yang tak memperdulikannya, intinya belum ada manusia yang bisa menggantikanmu atau melebihi dirimu.
    Kau tahu ? aku lelah, aku ingin tersenyum tulus lagi, aku juga tahu, jika aku dan kamu kembali, mungkin perasaan kita sudah tak seperti dulu. Tapi dapatkah ? suatu saat nanti jika Tuhan mengijinkan, kita memulainya dari awal ? memulai mencintai satu sama lain dari nol ? akankah itu bisa terjadi ? Karena kamu adalah sosok istimewa, sosok yang berbeda, mengagumkan, merindukan, dan membahagiakan, karena salah satu kebahagiaanku adalah KAMU.
    Happy Failed Anniversary 2 years, 14 March 2013
    Happy Birthday 16th for you, 19 March 2013

    Sincerely,
    A.M.E.L!
     

    #Okaaayy, sudah puas membacanya ? sudah lelah membacanya ? Apa yang kamu rasain kalo kamu jadi si penulis ato tokoh utama dalam cerita ini ? Hancur ? Galau ? Intinya, aku pingin nyampein satu perasaan yang benar benar sulit dan jarang banget orang nemuin perasaan ini. Cerita ini hanya secuil kisah dari kehidupan nyataku, dalam kenyataannya masih banyak banget cerita lainnya, bahkan dalam cerita ini, banyak yang belum aku sampaikan, kasihan kalian yang udah baca serius. Okay ? Share gimana perasaan kamu setelah baca ini sama aku yaa. Muahkacih :*. Wassalamualaikum wr wb#
  • You might also like